BAB
II
-
Bumi
dan Tata Surya
B. Proses Terjadinya Jagat Raya dan Tata
Surya
Jagat raya atau alam semesta
terdiri atas semua materi termasuk tenaga dan radiasi yang ditemukan manusia
dan juga segala hal lainnya yang dipercayai manusia keberadaannya di dalam antariksa.
Alam semesta tidak dapat diukur dan batasnya tidak dapat diketahui karena alam
begitu besarnya dan juga karena keterbatasan kemampuan manusia, baik secara
fisik maupun secara sains dan teknologi.
Ada beberapa teori pembentukan
alam semesta, tetapi teori atau hipotesis yang paling banyak dianut adalah
teori Big Bang, yaitu alam semesta
ini diperkirakan terbentuk sekitar 13 miliar tahun yang lalu, berawal dari
ledakan dahsyat suatu massa yang kerapatan atau desintasnya sangat tinggi
hingga jutaan kilometer per m3. Fase selanjutnya adalah pembentukan
bintang dari material hasil ledakan diikuti ledakan supernova dari material
tersebut menjadi lebih kecil lagi yang menghasilkan gas nebula dan diakhiri
dengan kondensasi gas nebulamembentuk gugusan galaksi dan tata surya seperti
yang kita kenal sekarang.
1.
Galaksi
Galaksi
adalah suatu
sistem kumpulan bintang-bintang, gas, dan debu yang amat luas dan anggotanya
saling memengaruhi secara gravitasional (Simatupang, 2000). Matahari dan
sembilan planet yang mengitari adalah anggota dari sebuah galaksi dari semua
nama Galaksi Bima Sakti. Galaksi
Bima Sakti termasuk tipe galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram. Untuk
membayangkan bagaimana bentuk galaksi, kita dapat membayangkan dua buah telur
mata sapi yang bagian bawahnya disatukan. Berdasarkan perhitungan terakhir,
galaksi kita diperkirakan bergaris tengah sekitar 100.000 tahun cahaya. Istilah
tahun cahaya ini menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan
membentuk jarak sekitar 9,5 juta kilometer. Jadi satu tahun cahaya adalah 9,5 juta km. Ini berarti garis tengah
galaksi kita sekitar 100.000 x 9,5 juta km atau 950 ribu juta km. Untuk
memudahkan perhitungan maka digunakan satuan
jarak adalah tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi
kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu dimana letak matahari?
Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari
bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 miliar buah
bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota Bima Sakti ini tersebar
dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun
cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri yang berjarak
4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin
dekat atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Sebelum kita memiliki metode
pengukuran jarak yang cukup baik, para astronom mengira Bima Sakti adalah
keseluruhan dari alam semesta. Bercak-bercak cahaya yang tampak di langit pada
mulanya diklasifikasi sebagai nebula (kabut) yang juga anggota Bima Sakti. Pada
waktu itu, dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Harlow Shapley dan George Ellery Hale adalah dua orang astronom yang sangat berjasa
membangun pengertian kita tentang galaksi. Shapley inilah yang mengembangkan
metode untuk mengukur jarak yang ditetapkan untuk mengukur diameter Bima Sakti,
sedangkan Hale sangat besar perannya dalam mengembangkan teleskop-teleskop
besar yang digunakan untuk pengamatan
bintang-bintang dan nebula. Atas jasa mereka sekarang kita tahu bahwa
yang semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi yang juga seperti Bima
sakti yang terdiri atas ratusan juta sampai miliaran bintang yang berada sangat
jauh dari kita, jauh diluar Bima Sakti.
a. Tipe Galaksi Secara Morfologi
Menurut morfologinya, galaksi
dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe
galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tidak beraturan (Simatupang, 2000).
Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Galaksi galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini
terdiri atas 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tidak beraturan.
Namun hal ini bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak
terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam
ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama,
kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya
saja galaksi tipe ini banyak yang sangat redup sehingga sangat sulit untuk
diamati.
1) Galaksi
tidak beraturan adalah
tipe galaksi yang tidak simetris dan tidak memiliki bentuk khusus, tidak seperti
dua tipe galaksi yang lainnya. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda.contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellam
Besar dan Awan Magellam Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bima Sakti
yang hanya berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bima Sakti. Galaksi tidak
beraturan ini banyak mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas dan
debu-debu.
2) Galaksi
elips, sesuai
dengan namanya penampakannya seperti elips. Tetapi bentuk yang sebenarnya tidak
kita ketahui dengan pasti karena kita tidak tahu arah pandang kita. Apakah dari
depan, samping, atau atas dari galaksi tersebut? Contoh tipe galaksi ini adalah
mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola
pepat. Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi elips
sangat sedikit mengandung materi antarbintang dan anggotanya adalah
bintang-bintang tua. Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi di Rasi Virgo.
3) Galaksi
Spiral adalah
tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk spiralnya yang indah
itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang banyak biasanya yang
terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral.
Bagian-bagian dari galaksi spiral halo, bidang galaksi termasuk lengan spiral
dan bulge, serta bagian pusat galaksi
yang menonjol. Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua.
Bintang-bintang tua terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti
galaksi. Gugus bola adalah kumpulan
bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir
bersama-sama, dan mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang
membentuk halo bersama-sama dengan
bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. Bintang-bintang muda
terdapat di bintang spiral galaksi yang berada di bidang galaksi.
Galaksi
spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar dari galaksi elips.
Kecepatan rotasinya yang besar itulah yang menyebabkan galaksi ini memipih dan
membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral
ini bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian
galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan
rotasinya semakin besar.
Contoh
lain galaksi spiral selain dari Bima Sakti adalah Galaksi Andromeda. Andai saja
kita dapat melihat galaksi Bima Sakti dari luar, kita akan melihatnya seperti
bentuk galaksi Andromeda ini. Ukuran galaksi andromeda ini sedikit lebih besar
dari Bima Sakti. Galaksi Andromeda bersama-sama dengan galaksi Bima Sakti
termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta
tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5
juta tahun. Ini berarti cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya
yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi
tersebut pada waktu itu.
Jarak
yang merentang antara Bima Sakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun cahaya itu
dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat. Jarak ke galaksi-galaksi lainnya
jauh lebih fantastis. Bahkan, ada yang sampai miliaran tahun cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar yg sopan ^^